Kuliah Umum Syar'iyyah 5 KIAT-KIAT DALAM MENJAGA HATI

Bersama : Ustadz Abdul Mu'thi Al-Maidany
Insya Allah Sabtu, 17 Rajab 1435 H / 17 Mei 2014 M

SEMUA TENTANG UKHUWAH

Bersama Ustadz Abdul Mu’thi Al-Maidany Ahad, 18 Rajab 1435 / 18 Mei 2014

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ ، وَتُسلمهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً

Ya Allah, selamatkanlah aku agar bisa berjumpa dengan Ramadhan, selamatkanlah aku agar berhasil menjalani Ramadhan, dan terimalah amalku


Belajarlah karena tidak ada seorangpun yang dilahirkan dalam keadaan berilmu, dan tidaklah orang yang berilmu seperti orang yang bodoh.
Sesungguhnya suatu kaum yang besar tetapi tidak memiliki ilmu maka sebenarnya kaum itu adalah kecil apabila terluput darinya keagungan (ilmu).
Dan sesungguhnya kaum yang kecil jika memiliki ilmu maka pada hakikatnya mereka adalah kaum yang besar apabila perkumpulan mereka selalu dengan ilmu.

Rabu, 29 Juli 2009

Download Mp3 Daurah Masyaikh Nasional 2009

Alhamdulillah daurah ini dapat berjalan atas ta’awun dari banyak pihak, oleh karena itu tidak diperbolehkan mengambil keuntungan berupa uang dengan menggandakan file rekaman Daurah Nasional 2009 dalam bentuk apapun

Alhamdulillah telah dapat didownload rekaman kajian umum bersama Syaikh Ali bin Yahya al Haddadiy yang diselenggarakan di masjid Al I’thishom, Jakarta (Ahad, 2 Agustus 2009). Pada kajian tersebut yang bertindak sebagai penerjemah adalah Al Ustadz Ali Basuki. Rekaman berikut ini diupload oleh ProblemaMuslim. Semoga bermanfaat.

Muhadharah Syaikh Ali bin Yahya al Haddadiy Jakarta 2009

1_Muhadhoroh_AsySyaikhAliBinYahyaAlHaddadi_Jakarta020809.mp3
2_Muhadhoroh_AsySyaikhAliBinYahyaAlHaddadi_Jakarta020809.mp3

Alhamdulillah, rekaman Dauroh Masyaikh Bandung bersama Asy-Syaikh Khalid bin Dhahwi Azh-Zhafiri
(Kuwait)
, sudah dapat di download melalui link di bawah ini:

Muhadharah_Syaikh_Khalid_bin_Dhahwi_Azh_Zhafiri_Bandung_2_Agustus_2009.mp3 (11.54 MB)

Hari/Tanggal

Sesi Muhadaroh

Download (3 Server )

Sabtu, 1 Agustus

Muhadaroh di Kota Surabaya, As-Syaik Kholid Azh-Zhofiri – (Kuwait)

Link 1

Link 2

Salafishre



Hari/Tanggal Sesi Muhadaroh

Download (3 Server )

Jum’at, 24 Juli Khutbah Jum’at – As-Syaikh Abdullah Al-Bukhary

Link 1

Link 2

Salafishre

Surat Al-Fatihah – As-Syaikh Abdullah Al-Bukhary

Link 1

Link 2

Salafishre

Surat Al-Alaa – As-Syaikh Abdullah Al-Bukhary

Link 1

Link 2

Salafishre

Surat Al-Ghaasyiah – As-Syaikh Abdullah Al-Bukhary

Link 1

Link 2

Salafishre

Tausyiah Al-Ustadz Abdul Jabbar

Link 1

Link 2

Salafishre

Tausyiah Al-Ustadz Abdul Baar

Link 1

Link 2

Salafishre

Sabtu, 25 Juli Sesi 1. Al-Ustadz Muhammad Rijal

Link 1

Link 2

Salafishre

Sesi 2.1. Sambutan Panitia (Ust. Muhammad As-Sewed)

Link 1

Link 2

Salafishre

Sesi 2.2. Sambutan Bupati Bantul

Link 1

Link 2

Salafishre

Sesi 2.3. As-Syaikh Abdullah Al-Bukhary

Link 1

Link 2

Salafishre

Sesi 3. As-Syaik Kholid Azh-Zhofiri

Link 1

Link 2

Salafishre

Sesi 4. Al-Ustadz Mukhtar

Link 1

Link 2

Salafishre

Ahad, 26 Juli Sesi 5. Al-Ustadz Adnan

Link 1

Link 2

Salafishre

Sesi 6. As-Syaikh Abdullah Al-Bukhary

Link 1

Link 2

Salafishre

Nasehat As-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali

Link 1

Link 2

Salafishre

Sesi 7. As-Syaikh Ali bin Yahya Al-Hadadi

Link 1

Link 2

Salafishre

Sesi 8. As-Syaikh Abdullah bin Sahlfiq Azh-Zhofiri

Link 1

Link 2

Salafishre

Senin, 27 Juli Sesi 9. Al-Ustadz Ihsan

Link 1

Link 2

Salafishre

Sesi 10. As-Syaikh Ali bin Yahya Al-Hadadi

Link 1

Link 2

Salafishre

Sesi 11. As-Syaikh Abdullah bin Sahlfiq Azh-Zhofiri

Link 1

Link 2

Salafishre

Senin, 27 Juli 2009

Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid

Oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh

1. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

2. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

3. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

4. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

5. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

6. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

7. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

8. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

9. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

10. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

11. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

12. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

13. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

14. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

15. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

16. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

17. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

18. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

19. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

20. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

21. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

22. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

23. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

24. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

25. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

26. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

27. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

28. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

29. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

30. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

31. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

32. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

33. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

34. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

35. Pendalaman Ilmu Tauhid – Kajian Kitabut Tauhid (disampaikan oleh Al Ustadz Luqman Ba’abduh)

Minggu, 26 Juli 2009

Kedudukan Ulama dalam Islam : Siapakah Yang Berhak Disebut Ulama?, Kedudukan Ulama dalam Islam, Kriteria Seorang Yang Berhak Disebut Ulama

Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

01. Keutamaan dan Kedudukan Ulama Dalam Syariat - disampaikan oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

02. Siapakah Yang Pantas Disebut Ulama, disampaikan oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

03. Kewajiban Umat Terhadap Ulama dan Masalah Orang yang Merendahkan Para Ulama, disampaikan oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

04. Peran Para Ulama dalam Memperbaiki Bangsa, Negara, dan Umat, disampaikan oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

05. Kembali kepada Ulama dalam Menghadapi Fitnah, disampaikan oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

06. Ilmu dan Ulama – Kajian Kitab Fawaidul Fawaid, disampaikan oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

07. Bolehkah menimba ilmu dari orang di sekitar kita yang dianggap ulama, disampaikan oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

08. Bagaimana cara kita memutuskan mengambil ilmu dari seseorang, disampaikan oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

09. Di tempat saya belajar ada pengajar yang merujuk kitab Sayyid Quthb. Bagaimana saya bersikap?, disampaikan oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

10. Menyikapi Kasus – Bagaimana dengan tuduhan pihak Wahdah Islamiyah Makassar bahwa fatwa Syaikh Rabi’ tentang YWI, disampaikan oleh Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi

11. Benarkah Yayasan Wahdah Islamiyah Makassar sering dikunjungi ulama, Ustadz Dzulqarnain

12. Benarkah bahwa mendirikan partai Islam tidak ada larangannya dalam syariat, Ustadz Dzulqarnain

13. Apakah Yusuf Al Qaradhawi termasuk ulama, Ustadz Dzuqarnain

14. Apa ukurannya sehingga ijtihad ulama bisa diikuti, Ustadz Dzulqarnain

15. Bagaimana kedudukan ulama Indonesia, Ustadz Dzulqarnain

16. Siapakah yang merekomendasi seseorang sehingga berhak disebut sebagai ulama, Ustadz Dzulqarnain

17. Siapakah ulama-ulama salaf, Ustadz Dzulqarnain

18. Apakah shahih hadits “beramallah untuk akhiratmu seakan kamu akan mati besok”, Ustadz Dzulkarnaen

19. Siapa guru-guru Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i dan siapa muridnya yang menjadi ulama, Ustadz Dzulkarnain

21. Apa maksud ayat bahwa yang takut kepada Allah hanyalah ulama, ustadz DZulkarnaen

22. Bagaimana jika ulama tersalah, ustadz Dzulqarnaen

23. Bentuk sabar yang bagaimana untuk menangkal godaan syahwat, ustadz dzulkarnaen

24. Pendapat mana yang benar bahwa bumi yang mengelilingi matahari atau sebaliknya, ustadz Dzulqarnaen

25. Jika para ulama berselisih, siapa yang menengahi, ustadz Dzulqarnaen

26. Benarkah raja-raja di negara muslim lebih disegani daripada ulamanya, ustadz Dzulqarnaen

Sabtu, 25 Juli 2009

SUSUNAN ACARA DAUROH UMUM ILMIYYAH AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH 1430 H – 2009

بسم الله الرحمن الرحيم


Bagi kaum muslimin yang ingin berpartisipasi dalam daurah ini secara online, kami menyediakan 2 akses untuk mendengarkan daurah ini.

1. Via Web : Silahkan mengklik salah satu web player yang kami sediakan di bawah.



www.an-nashihah.net



www.darussunnah.or.id

2. Via Winamp : Untuk kaum muslimin yang memiliki akses internet dan program Winamp, silahkan klik disini untuk mendengarkan Daurah ini via program Winamp.


SUSUNAN ACARA
DAUROH UMUM ILMIYYAH AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH 1430 H – 2009
di Masjid Agung Manunggal Bantul

Tema :

Jalan Keluar dari Problematika adalah Kembali kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya dengan bimbingan para ‘Ulama

Bersama para ‘ulama/masyaikh Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhary (Arab Saudi)

Asy-Syaikh Kholid Azh-Zhofiri (Kuwait)

Asy-Syaikh Abdullah bin Sahlfiq Azh-Zhofiri (Arab Saudi)

Asy-Syaikh Ali Al-Hadadi (Arab Saudi)

hafizhahumullah jami’an


Jum’at, 2 Sya’ban 1430 H / 24 Juli 2009

08.00 s/d 20.00 Kedatangan dan registrasi peserta

20.00 s/d 20.30 Pengarahan dari Panitia

20.30 s/d 21.00 TAUSHIYAH Al-Ustadz Abdul Jabbar (Bantul)

21.00 - Istirahat

Sabtu, 3 Sya’ban 1430 H /25 Juli 2009

Ba’da shubuh s/d 07.30 Dauroh Sesi I : Al-Ustadz Muhammad Rijal

“Sebab-sebab barokah dalam kehidupan”

07.30 s/d 08.30 MCK

08.30 s/d 09.00 Persiapan & Pembukaan

09.00 s/d 09.30 Sambutan Panitia

09.30 s/d 10.00 Sambutan Bupati Bantul, Bp. Drs. HM Idham Samawi

10.00 s/d 11.30 DAUROH SESI II : MASYAYIKH

11.30 s/d 15.00 Ishoma

15.30 s/d 17.00 Dauroh Sesi III : Al-Ustadz Mukhtar

“Penawar Hati yang Gelisah”

17.00 s/d 19.30 Ishoma

19.30 s/d 21.00 DAUROH SESI IV : MASYAYIKH


Ahad, 4 Sya’ban 1430 H /26 Juli 2009

Ba’da Shubuh s/d 08.00 Dauroh Sesi V : Al-Ustadz Adnan

08.00 s/d 09.00 MCK

09.00 s/d 10.00 DAUROH SESI VI : MASYAYIKH

10.00 s/d 10.30 Istirahat

10.30 s/d 11.30 DAUROH SESI VII : MASYAYIKH

11.30 s/d 15.00 Ishoma

15.30 s/d 17.00 DAUROH SESI VIII : MASYAYIKH

17.00 s/d 19.30 Ishoma

19.30 s/d 21.00 DAUROH SESI IX : MASYAYIKH


Senin, 5 Sya’ban 1430 H /27 Juli 2009

06.30 s/d 08.00 Dauroh Ustadz Sesi X : Ustadz Ihsan

“Ahlussunnah Adalah Ahulus Sakinah dan Ahlul Mahabbah Fillah”

08.00 s/d 09.00 MCK

09.00 s/d 10.00 DAUROH SESI XI : MASYAYIKH

10.00 s/d 10.30 Istirahat

10.30 s/d 11.30 DAUROH SESI XII : MASYAYIKH

11.30 s/d 15.00 Ishoma

15.30 s/d 17.00 DAUROH SESI XIII : MASYAYIKH

17.00 s/d 19.30 Ishoma

19.30 s/d 21.00 DAUROH SESI XIV : MASYAYIKH

21.00 PENUTUPAN ACARA


Catatan : Susunan acara bisa berubah menyesuaikan jadual masyayikh

Sumber : PANITIA PELAKSANA Daurah Ilmiyah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Se Indonesia

Daurah Masyayikh 2009


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله
وبعد


DAURAH ILMIAH AHLUS SUNNAH BERSAMA MASYAYIKH
TAHUN 1430 - 2009


Alhamdulillah, segala pujian yang sempurna hanyalah milik Allah semata. Shalawat
dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wassallam
, keluarga, sahabat beliau dan orang-orang yang mengikuti beliau
hingga akhir masa.

Pada tahun 1430 H ini, insya Allah akan kembali diselenggarakan
daurah ilmiah bersama para masyayikh Ahlus Sunnah dari Timur Tengah.

Daurah yang kelima ini insya Allah akan menghadirkan
beliau, hafizhahumullahu jami’an :

1. Asy-Syaikh Dr. ‘Abdullah bin ‘Abdurrahim Al-Bukhari (Saudi Arabia)
2. Asy-Syaikh ‘Abdullah ibn Shalfiq Azh-Dzufairi (Saudi Arabia)
3. Asy-Syaikh ‘Ali ibn Yahya Al-Haddadi (Saudi Arabia)
4. Asy-Syaikh Khalid ibn Dhahwi Azh-Zhafiri (Kuwait)


Tema :
“Jalan Keluar dari Problematika Hidup adalah
Kembali kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dengan bimbingan para Ulama”

Daurah insya Allah akan dilaksanakan pada:

Kontribusi : GRATIS

Waktu:
Hari Sabtu – Senin, Tanggal 25 – 27 Juli 2009 / 2 - 4 Sya'ban 1430 H
Pukul 09.00 WIB - selesai


Tempat:


Masjid Agung Manunggal, Bantul, DIY **)

Peserta :


Umum (ikhwan/laki-laki)
(Akhwat/ummahat mengikuti lewat link di beberapa tempat *))





Informasi selengkapnya silakan menghubungi panitia sbb :
Alamat : Jl Godean Km 5, Gg Kenanga 26B, Patran RT 1/RW 1, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY
Email : redaksi @ majalahsyariah.com
(Dapatkan info otomatis, kirim email kosong ke alamat daurah @ salafy.or.id)
Telpon : +62.81328022770 +62.274.626439

>>> Diharapkan menyebarkan informasi ini secara luas dengan alamat halaman situs ini http://daurah.salafy.or.id./ Apabila ada perubahan, insya Allah akan diinformasikan lewat situs ini atau majalah Asy Syariah. Update terakhir 25 Juni 2009 pukul 08.33 WIB <<< *** Insya Allah disiarkan lewat Paltalk, room Religion & Spirituality - Islam - Salafiyyin, nick name salafiyyin *** [Petunjuk pemakaian Paltalk, simak di www.salafy.or.id/upload/paltalk.zip ]

Jazakumullah khairan atas perhatian ikhwah semua.

Ttd

Panitia Pelaksana Daurah Ilmiah Ahlus Sunnah

Artikel terkait :
1. Biografi Asy Syaikh Ali bin Yahya Al Haddadi
http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1462

2. Biografi Asy Syaikh Abdullah Al Bukhari hafidhahullah
http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1463

3. Faidah dan Manfaat Daurah Nasional bersama Ulama
http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1465

4. Daurah Khusus Asatidzah Bersama Masyayikh
http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1466

5. Syaikh Abdullah Shalfiq : Perjalananku ke Indonesia
http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1467

6. Sambutan dan Pujian Asy Syaikh 'Abdullah atas Daurah Nasional 1429 H/2008
http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1468

7. Syaikh Abdullah Shalfiq : Perjalananku ke Indonesia (2)
http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1470

8. Syaikh Abdullah Shalfiq : Perjalananku ke Indonesia (3)
http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1471


Catatan :
*) Telelink untuk peserta wanita (ummahat/akhwat), insya Allah di
• Tarbiyatul Aulad Ibnu Taimiyyah, Jl. Palagan Tentara Pelajar, Sedan, alamat no 99 C RT 06/34, Dn Sedan, Ds. Sariharjo, Kec. Ngaglik, Sleman 55582
• TK/Ma’had Ar-Ridho Putra, Jalan Parang Tritis Km 6, RT 6, RW 46, Dn Dagaran, Kel Bangunrejo, Kec. Sewon, Bantul
• TK Ar-Ridho Putri, Glagah Sari UH IV/ 538 RT 21/ RW 05 Kelurahan Warung Boto, Jogjakarta 55164

**)
Rute menuju lokasi
1. Rute menuju lokasi dari Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo via pesawat :
a. Menuju Bandara Adisutjipto, Jogjakarta
b. Naik taksi/ojek/kendaraan ke terminal Giwangan, Jogjakarta
c. Ikuti rute menuju lokasi Jogjakarta no 6

2. Rute menuju lokasi dari Jakarta, Surabaya, Solo via bus :
a. Turun di terminal Giwangan, Jogjakarta
b. Ikuti rute menuju lokasi Jogjakarta
no 6

3. Rute menuju lokasi dari Semarang via bus :
a. Turun di terminal Jombor, naik bus kota jurusan terminal Giwangan, Jogjakarta
b. Ikuti rute menuju lokasi Jogjakarta no 6

4. Rute menuju lokasi dari Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo via kereta api :
a. Menuju stasiun Tugu/Lempuyangan, Jogjakarta
b. Naik bus kota menuju terminal Giwangan, Jogjakarta
c. Ikuti rute menuju lokasi Jogjakarta no 6

5. Rute menuju lokasi dari Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo via kendaraan
pribadi :
a. Dari Jakarta, Purwokerto, Cilacap, Semarang, Surabaya, menuju Jogjakarta, setelah masuk Jogjakarta, temukan plang ke kota Bantul yang ada di Jl. Ringroad Selatan, perempatan Dongkelan.
b. Lantas arahkan kendaraan ke selatan masuk Jalan Bantul untuk menuju ke kota Bantul, sampai gapura kota Bantul. Ikuti jalan sampai perempatan pertama (Klodran). Lokasi masjid Agung Manunggal, Bantul dari utara di sebelah kanan

6. Rute menuju lokasi dari sekitar Jogjakarta :
a. Dari terminal Jombor/halte Trans Jogja, ke terminal Giwangan Jogjakarta, naik bus Koperasi Abadi jurusan Bantul turun di perempatan Klodran (Masjid Agung Bantul)
b. Dari terminal Giwangan Jogjakarta, naik bus Koperasi Abadi jurusan Bantul turun di perempatan Klodran (Masjid Agung Bantul)
c. Dari arah Semarang turun di perempatan Dongkelan (Jl. Ringroad Selatan), naik bus Koperasi Abadi turun di perempatan Klodran (Masjid Agung Bantul)

Selasa, 21 Juli 2009

Keutamaan Ilmu

Dauroh bersama Ust Dzulqarnain membahas tentang keutamaan ilmu dari Kitabul ’Ilmi karya Abu Khaisamah Zuhair An Nasa’i.

Berikut link untuk mendowload kajiannya :


· Kitabul ‘Ilmi_01|10,6MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_02|7,76MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_03|13,2MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_04|4,72MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_05|4,93MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_06|5,03MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_07|5,03MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_08|4,99MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_09|5,88MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_10|5,06MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_11|5,50MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_12|3,96MB|Download

· Kitabul ‘Ilmi_13|4,50MB|Download

· Tanya Jawab|6,82MB|Download

Download Dauroh Surabaya, Sidoarjo, & sekitarnya

Bagaimana karakteristik ahlussunnah – Ust Muhammad Umar As-sewed
Waktu: 11 november 2007
Bagaimana karakteristik ahlussunnah A
Bagaimana karakteristik ahlussunnah B
Bagaimana karakteristik ahlussunnah tanya jawab

Kemana kita mencari ilmu – Ust Abu Karimah Askari Waktu : 20 januari 2008
Kemana kita mencari ilmu A
Kemana kita mencari ilmu B
Kemana kita mencari ilmu C
Kemana kita mencari ilmu tanya jawab

Musyawarah bukan demokrasi – Ust Afifuddin As-sidawy
Waktu : 16 februari 2008
Musyawarah bukan demokrasi A
Musyawarah bukan demokrasi B

Menyelami dunia jin – Ust Afifuddin As-sidawy
Waktu : 30 maret 2008
Menyelami dunia jin A
Menyelami dunia jin B
Menyelami dunia jin C
Menyelami dunia jin D

Bahaya ingkar sunnah – Ust Abu Karimah Askari
Waktu : 26 april 2008
Bahaya ingkar sunnah A
Bahaya ingkar sunnah B

Adab Wanita Muslimah – Ust Abu Karimah Askari
Waktu : 27 april 2008
Adab Wanita Muslimah A
Adab Wanita Muslimah B
Adab Wanita Muslimah C
Adab Wanita Muslimah D

Kiat membina rumah tangga sakinah mawaddah warohmah – Ust Afifuddin As-sidawy
Waktu : 11 mei 2008
Kiat membina rumah tangga sakinah mawaddah warohmah A
Kiat membina rumah tangga sakinah mawaddah warohmah B

Khilafah Islamiyah dalam persepsi manhaj salaf – Ust Afifuddin As-sidawy
Waktu : 18 april 2008
Khilafah Islamiyah dalam persepsi manhaj salaf A
Khilafah Islamiyah dalam persepsi manhaj salaf B

Bahaya fanatisme golongan – Ust Abdul Mu’thi Al-Maidany
Waktu : 24 mei 2008
Bahaya fanatisme golongan A
Bahaya fanatisme golongan B

Indahnya dakwah Rasulullah – Ust Abdul Mu’thi Al-Maidany
Waktu : 25 mei 2008
Indahnya dakwah Rasulullah A
Indahnya dakwah Rasulullah B

Taushiyah – Ust Asasuddin
Waktu : 4-5 juni 2008
Al-Qur’an & Sunnah sebagai obat hati
Islam agama sempurna

Metode tafsir para shohabat – Ust Muhammad Umar As-sewed
Waktu : 14 juni 2008
Metode tafsir para shohabat
Metode tafsir para shohabat tanya jawab

Pentingnya ilmu dalam berhikmah – Ust Muhammad Umar As-sewed
Waktu : 15 juni 2008
Pentingnya ilmu dalam berhikmah A (sesi 1)
Pentingnya ilmu dalam berhikmah B (sesi 2)
Pentingnya ilmu dalam berhikmah C (sesi 3)

Bagaimana mendidik anak agar menjadi sholih – Ust Abul Faruq Ayip Syafruddin
Waktu : 29 juni 2008
Bagaimana mendidik anak agar menjadi sholih 1
Bagaimana mendidik anak agar menjadi sholih 2
Bagaimana mendidik anak agar menjadi sholih 3
Bagaimana mendidik anak agar menjadi sholih 4
Bagaimana mendidik anak agar menjadi sholih 5

Indahnya berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah – Ust Afifuddin As-sidawy
Waktu : 13 juli 2008
Indahnya berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah A
Indahnya berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah B

Hikmah dibalik Isra’ Mi’raj – Ustadz Afifuddin As-Sidawy
Waktu : 23 Juli 2008
Hikmah dibalik isro’ mi’roj A
Hikmah dibalik isro’ mi’roj B

Bahaya bid’ah di tengah umat – Ust Abdurrahman Lombok
Waktu : 26 juli 2008
Bahaya bid’ah di tengah umat A
Bahaya bid’ah di tengah umat B

Berpegang teguh sunnah tatkala fitnah melanda – Ust Abdurrahman Lombok
Waktu : 27 juli 2008
Berpegang teguh sunnah tatkala fitnah melanda A
Berpegang teguh sunnah tatkala fitnah melanda B

Dauroh masyaikh 2008 Bantul
sumber: sini – 2-4 agustus 2008
Hari 1 – 01 – Ust Khidhir
Hari 1 – 02 – Syaikh Abdullah Bukhori
Hari 1 – 03 – Ust Khidhir
Hari 1 – 04 – Syaikh Abdullah Bukhori
Hari 2 – 05 – Ust Abdul Mu’thi, Lc
Hari 2 – 06 – Ust Abdul Mu’thi, Lc
Hari 2 – 07 – Syaikh Abdullah Bukhori
Hari 2 – 08 – Ust Afifuddin
Hari 2 – 09 – Syaikh Khalid Azh zhafiri
Hari 3 – 10 – Ust Afifuddin
Hari 3 – 11 – Syaikh Khalid Azh zhafiri
Hari 3 – 12 – Syaikh Abdullah Shalfiq
Hari 3 – 13 – Syaikh Abdullah Shalfiq

Puasa bersama nabi – Ust Afifuddin As-sidawy
Waktu : 18 agustus 2008
Puasa bersama nabi A
Puasa bersama nabi B
Puasa bersama nabi C
Puasa bersama nabi D
Puasa bersama nabi E

Hari-hari terakhir Rasulullah – Ust Abu Nasiim Mukhtar
Waktu : 23 agustus 2008
Hari-hari terakhir Rasulullah A
Hari-hari terakhir Rasulullah B

Untaian hikmah hijrahnya shahabat ke habasyah – Ust Abu Nasiim Mukhtar
Waktu : 24 agustus 2008
Untaian hikmah hijrahnya shahabat ke habasyah A
Untaian hikmah hijrahnya shahabat ke habasyah B
Untaian hikmah hijrahnya shahabat ke habasyah C

Mengenal golongan yang selamat – Ust Abu Kasrimah askari
Waktu : 20 desember 2008
Mengenal golongan yang selamat 1 (mirror)
Mengenal golongan yang selamat 2 (mirror)

Mauqif sikap muslim terhadap ilmu dan ulama – Ust Luqman ba’abduh
Waktu : 21 desember 2008
Mauqif sikap muslim terhadap ilmu dan ulama 1 (mirror)
Mauqif sikap muslim terhadap ilmu dan ulama 2 (mirror)

Menapaki jalan kebenaran – Ust Afifuddin As-sidawy
Waktu : 10 januari 2009
Menapaki jalan kebenaran A (mirror)
Menapaki jalan kebenaran B (mirror)

Adab berbeda pendapat – Ust Afifuddin As-sidawy
Waktu : 18 januari 2009
Adab berbeda pendapat A
Adab berbeda pendapat B
Adab berbeda pendapat C

Sebab kehinaan umat Islam & solusinya – Ust Luqman ba’abduh
Waktu : 27 januari 2009
Sebab kehinaan umat Islam & solusinya A
Sebab kehinaan umat Islam & solusinya B

Hakekat ilmu yg bermanfaat – Ust Abu said hamzah
Waktu : 22 februari 2009
Hakekat ilmu yang bermanfaat 1 (5.3 MB)
Hakekat ilmu yang bermanfaat 2 (5.5 MB)
Hakekat ilmu yang bermanfaat 3 (4.7 MB)
Hakekat ilmu yang bermanfaat 4 (6.2 MB)

Kesabaran dalam dakwah – Ust Abu hamzah yusuf
Waktu : 21 maret 2009
Kesabaran dalam dakwah A (4.07 MB)
Kesabaran dalam dakwah B (3.6 MB)

Nasehat Tentang Empat Arah Perangkap Iblis – Ustadz Abul Hasan As-Sidawy
Waktu : April 2009
Nasehat Tentang Empat Arah Perangkap Iblis

Meraih Jannah Dengan Akhlaq yang Mulia – Ustadz Rifa’i asal Ngawi
26 April 2009
Meraih Jannah Dengan Akhlaq yang Mulia A
Meraih Jannah Dengan Akhlaq yang Mulia B

Bedah Buku MAYAT-MAYAT CINTA Surabaya – Ustadz ‘Amr bin Suroif Al-Indunisy
Waktu : 23 Mei 2009
mayat-mayat-cinta-sesi-1
mayat-mayat-cinta-sesi-1b
mayat-mayat-cinta-tanya-jawab

Tafsir Surat Al-Fatihah – Ustadz Ja’far Shalih
Waktu : 24 Mei 2009
- Tafsir Surat Al-Fatihah A
- Tafsir Surat Al-Fatihah B
- Tafsir Surat Al-Fatihah C
- Tafsir Surat Al-Fatihah D

Senin, 20 Juli 2009

Adakah Bom Syahid Dalam Islam ? bagian 3

Al Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

Fatwa Lain
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin ketika menjelaskan mutiara-mutiara yang terkandung dalam hadits Shuhaib bin Sinân yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, kisah yang sangat panjang tentang anak muda yang belajar kepada tukang sihir dengan perintah seorang raja yang kafir dan menganggap dirinya sebagai Rabb yang disembah.

Tapi ia juga belajar kepada seorang Rahib yang kemudian Allah menampakkan kepadanya kebenaran apa yang dibawa oleh sang Rahib lalu mendapat beberapa karamah dari Allah seperti menyembuhkan orang yang buta dan belang dan menyembuhkan segala jenis penyakit, sampai datang kepadanya teman raja yang buta yang kemudian sembuh setelah ia beriman kepada Allah.

Begitu ia bertemu dengan raja, ia bertanya : “Siapa yang menyembuhkanmu?”. “Rabb-ku”, jawabnya. Raja bertanya apakah engkau mempunyai Rabb selain aku?”. “Rabb-ku dan Rabb-mu adalah Allah”, jawabnya. Ia pun disiksa beserta anak muda itu dan sang Rahib yang mengajarinya, dan berakhir dengan dibunuhnya teman raja dan rahib. Adapun anak muda itu, ia telah berusaha untuk dibunuh dengan dilemparkan dari atas gunung dan dilempar di tengah lautan tapi tidak pernah berhasil membunuhnya, sehingga anak muda ini berkata, “Kalau kamu hendak membunuhku, maka kumpulkanlah seluruh manusia di satu lapangan dan ikat saya di tiang.

Kemudian ambillah anak panah dari tempat anak-anak panahku dan letakkan pada busurnya lalu ucapkan, “Dengan nama Allah Rabb-nya Al-Gulam (si anak muda)” kemudian lepaskanlah anak panah itu kepadaku. Maka sang rajapun melaksanakan semua apa yang dikatakan oleh pemuda itu sehingga akhirnya dia bisa membunuh anak muda ini dengan memanahnya dengan anak panah tadi dan mengenai pelipisnya sampai meninggal. Maka tatkala pemuda ini meninggal, serentak seluruh manusia di lapangan itu berseru, “Kami telah beriman kepada Rabb-nya Al-Gulam” melihat bagaimana raja tidak dapat membunuh dengan caranya, begitu ia membunuhnya dengan nama Rabb anak muda tersebut ia pun mati, ini menunjukkan bahwa raja ini bukanlah Rabb dan akhirnya seluruh manusia beriman kepada Allah.

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin ketika menjelaskan mutiara-mutiara yang terkandung dalam hadits ini dalam kitab Syarah Riyadhu Ash-Sholihin 1/165, beliau berkata,

Yang keempat :
Seseorang boleh untuk mengorbankan dirinya demi kemaslahatan umum untuk kaum muslimin. Karena pemuda ini telah menunjukkan suatu cara kepada sang raja agar dia bisa membunuhnya dengan cara tersebut dan membinasakan dirinya dengan cara itu. Yaitu dengan cara mengambil sebuah anak panah dari tempat anak-anak panahnya ...”

Berkata Syaikhul Islam (Ibnu Taimiyah), “Karena ini adalah jihad fii sabilillah (di jalan Allah), satu umat telah beriman dan dia (pemuda ini) tidak kehilangan sesuatu apapun, karena dia telah mati dan dia pasti akan mati cepat atau lambat.”

Adapun yang dilakukan oleh sebagian manusia dari bentuk-bentuk bunuh diri dengan cara membawa bahan-bahan peledak dan maju dengan bahan peledak tersebut menuju kepada orang-orang kafir, lalu dia meledakkannya tatkala dia telah berada di antara mereka (orang-orang kafir tersebut), maka ini adalah dari bentuk bunuh diri. Wal ‘iyâdzu billah.

Dan barang siapa yang membunuh dirinya, maka dia kekal dan dikekalkan di dalam neraka Jahannam selama-lamanya, sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena ini adalah membunuh dirinya bukan dalam kemaslahatan Islam, karena bila seandainya dia membunuh dirinya dan membunuh 10 orang atau 100 orang atau 200 orang, maka hal tersebut tidak akan bermanfaat buat Islam, dan tidak membuat manusia berislam, berbeda halnya dengan kisah pemuda tadi. Dan kadang perbuatan tersebut membuat musuh bertambah keras kepala dan dadanya penuh kemarahan sehingga akan menyerang kaum muslimin dengan serangan yang membabi buta. Sebagaimana yang dijumpai dari perlakuan orang-orang Yahudi terhadap orang-orang Palestina. Karena orang-orang Palestina bila salah seorang dari mereka mati karena sebab peledakan ini dan terbunuh 6 atau 7 orang (dari orang Yahudi), maka mereka (orang Yahudi) mengambil (baca : membunuh) dengan sebab peledakan tersebut 60 orang atau lebih (dari kaum Palestina). Maka hal tersebut (peledakan bunuh diri) tidak akan mendatangkan manfaat bagi kaum muslimin dan tidak pula orang yang diledakkan dalam barisan mereka (kaum Yahudi) akan mengambil manfaat (pelajaran).

Karena itulah, kami memandang bahwasanya apa yang dilakukan oleh sebagian manusia ini adalah dari bentuk-bentuk bunuh diri, kami memandang bahwa hal tersebut adalah bunuh diri tanpa haq dan diwajibkan atasnya untuk masuk ke dalam neraka, Wal ‘iyâdzu billah. Orang yang bunuh diri dengan cara seperti itu bukanlah mati syahid.

Akan tetapi bila seseorang melakukannya (bunuh diri dengan bom) karena menta`wil, menyangka bahwa perbuatan tersebut boleh, maka kami mengharapkan dia terlepas dari dosa. Adapun kalau ditetapkan bahwa dia termasuk mati syahid, maka hal itu tidak benar karena sesungguhnya dia tidak menempuh cara syahid. Dan barang siapa yang berijtihad lalu salah, maka baginya satu pahala”.

4. Fatwa Syaikh Shôlih bin Fauzân Al-Fauzân hafizhohullâh Ta’âlâ

Soal: Apakah peledakan-peledakan dan aksi-aksi bunuh diri adalah salah satu wasilah (perantara) dari wasilah-wasilah dakwah?
Jawab:
Mereka yang melakukan amalan-amalan tersebut, wajib untuk didakwahi/diseru kepada Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya shollallâhu ‘alaihi wa sallam, merekalah yang sebenarnya butuh kepada dakwah. Bagaimana mungkin mereka menyeru manusia sementara mereka melakukan peledakan dan pengrusakan? Ini tidaklah termasuk dakwah, ini adalah perbuatan yang membuat orang lari (dari dakwah) dan bentuk pengrusakan –wal ‘iyâdzu billâh-.
Apakah Nabi shollallâhu ‘alaihi wa sallam berdakwah dengan cara seperti ini??
Hari tatkala beliau dan para sahabatnya berada di Makkah, apakah mereka melakukan pengrusakan?? Sama sekali tidak, bahkan beliau menyeru kepada Rabbnya dengan hikmah dan nasehat yang baik, dan meminta kepada manusia untuk mendukung dan membantunya tanpa melakukan perbuatan pengrusakan terhadap mereka, sebab hal ini membawa bahaya yang lebih besar terhadap umat Islam, dan membuat orang-orang kafir bergembira. Maka hal ini tidaklah diperbolehkan selama-lamanya. Dan ini merupakan wasilah dakwah kepada syaithon, dakwah kepada neraka. Allâh Ta’âlâ berfirman,


“Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka.” (QS. Al-Qashash : 41)
(Allâh) Ta’âlâ berfirman,

“Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga.”
(QS. Al-Baqarah : 221)

Dakwah itu terkadang menyeru kepada neraka –wal ‘iyâdzu billâh-, apabila ia menyeru kepada kesesatan, sebagaimana sabda Nabi shollallâhu ‘alaihi wa sallam,

وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلِإثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئاً
“Barang siapa yang menyeru kepada kesesatan maka baginya bagian dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya yang tidak berkurang sedikitpun dari dosa-dosa mereka itu”.[45]
Maka dakwah itu terkadang kepada kesesatan, tidak kepada kebenaran.” [46]

Soal : Bolehkah amalan-amalan bunuh diri dilakukan dan apakah ada syarat-syarat yang membenarkan amalan ini ?
Jawab :
Allâh Jalla wa `Alâ berfirman :


“Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada kalian. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An-Nisâ` : 29-30)

Dan (ayat) ini mencakup orang yang membunuh dirinya dan membunuh orang lain tanpa haq (kebenaran), maka tidak boleh bagi setiap insan membunuh dirinya, bahkan seharusnya ia menjaga dirinya dengan penjagaan yang maksimal. Dan hal ini tidak menghalangi seseorang untuk berjihad dan berperang di jalan Allâh, kalaupun ia terbunuh dan gugur sebagai syahid maka ini adalah hal yang baik. Adapun kalau ia sengaja membunuh dirinya maka ini tidaklah diperbolehkan. Dan pada masa Nabi shollallâhu ‘alaihi wa sallam di sebagian peperangan ada seorang pemberani yang berperang di jalan Allâh bersama Ar-Rasul shollallâhu ‘alaihi wa sallam kemudian ia terbunuh. Maka manusia memujinya, “Tidak ada seorangpun di antara kita yang bersungguh-sungguh berperang seperti apa yang dilakukan si fulan.” Maka Nabi shollallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ia di dalam neraka.” Ini beliau ucapkan sebelum ia meninggal sehingga hal tersebut membuat para sahabat merasa berat menerimanya, bagaimana mungkin manusia seperti ini yang berperang dan tidak meninggalkan seorang kafir pun kecuali ia mengikutinya dan membunuhnya, kemudian ia berada dalam neraka?? Maka seorang laki-laki membuntuti dan mengawasinya. Setelah orang itu terluka, maka pada akhirnya laki-laki itu melihat orang tersebut meletakkan pedang di atas tanah yaitu ia meletakkan sarung pedang di atas tanah dan mengangkat mata pedangnya ke atas lalu menyandarkan dirinya di atas pedang, hingga masuk ke dadanya dan menembus punggungnya dan matilah orang tersebut. Maka sahabat tadi berkata, “Sungguh telah benar Rasulullâh shollallâhu ‘alaihi wa sallam”, dan ia mengetahui bahwa Ar-Rasul tidaklah berucap dari hawa nafsunya. Lantas mengapa orang ini masuk neraka bersamaan dengan ia melakukan amalan (jihad) ini? Sebabnya karena ia membunuh dirinya dan tidak bersabar. Maka tidaklah diperbolehkan seseorang membunuh dirinya.”[47]

5. Fatwa Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albany rahimahullâh

Dalam sebagian majelis, beliau menjelaskan tentang hukum Amaliyyât Intihâriyyah (aksi-aksi bunuh diri). Beliau menjelaskan bahwa hal tersebut,
“(Kadang) Boleh dan (kadang) tidak boleh. Adapun yang terjadi pada hari ini, maka hal tersebut tidaklah dibolehkan karena hanya sekedar perbuatan individu yang muncul dari semangat tak terkendali yang tidak pernah diikat dengan syari’at maupun akal. Sehingga tidak ada perbedaan antara si muslim yang bunuh diri dan orang komunis atau orang Jepang (yang bunuh diri) hari tatkala terjadi peperangan antara mereka dan Amerika. Maka ini dan itu (semuanya) tidak boleh, karena tidaklah bersumber dari agama dan fatwa orang-orang yang berilmu. Maka tidaklah boleh.
Adapun kalau ada seorang pemimpin muslim, yang kemudian ada pimpinan pasukan yang muslim serta ada seorang yang faqih (paham agama), kemudian ia mempelajari hal tersebut dari bidang kemiliteran, peperangan, dan seterusnya, lalu ia memperhitungkan antara keuntungan dengan kerugian; membuat … dan ia menemukan bahwa keuntungan lebih mengungguli kerugian terhadap rakyat muslim, maka ketika itu kami mengatakan boleh, karena yang seperti ini telah terjadi pada sebagian peperangan Islamiyah pada generasi pertama……” [48]

Dan beliau tegaskan dalam kesempatan lain,
“…Kami mengatakan bahwa Amaliyyât Intihâriyyah pada zaman sekarang ini seluruhnya tidak disyari’atkan, dan seluruhnya diharamkan. Kadang ia terhitung jenis yang pelakunya kekal dalam neraka, dan kadang dari jenis yang pelakunya tidak kekal dalam neraka…” [49]

6. Fatwa Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmy hafizhohullâh Ta’âlâ

Soal : Kami sedang mengalami fenomena dari para irhabiyyin (teroris), yaitu perbuatan mereka yang mereka namakan amaliyat istisyhadiyah (amalan-amalan menuntut kesyahidan), maka apakah hukum perbuatan tersebut ?

Jawab :
Tindakan-tindakan ini adalah tindakan-tindakan bunuh diri, pelakunya adalah (dianggap sebagai) orang yang bunuh diri. (Perbuatan ini) adalah haram, tidaklah boleh melakukannya, meskipun mereka (para pelaku dan pendukungnya, -pent.) menyangka bahwa mereka melakukan ini sebagai jihad. Sangkaan ini tidaklah benar, bahkan ini adalah tindakan bunuh diri (semata) serta pembunuhan terhadap kaum muslimin, menumpahkan darah yang haram (untuk ditumpahkan), membunuh jiwa-jiwa yang terjaga dan merusak harta-harta yang haram (untuk dirusak). Semua (perbuatan) ini telah mengumpulkan segala kejelekan, dan bersama mereka terdapat banyak sekali kejelekan, dan kita berlindung kepada Allah. [50]

7. Fatwa Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhaly hafizhohullâh Ta’âlâ

Soal : Kami sedang mengalami fenomena dari para irhabiyyin (teroris), yaitu perbuatan mereka yang mereka namakan amaliyat istisyhadiyah (amalan-amalan menuntut kesyahidan), maka apakah hukum perbuatan tersebut ?
Jawab :
Amalan ini adalah perbuatan dosa yang Allah Tabâraka Wa Ta’âlâ telah mengharamkannya, adapun orang yang membunuh dirinya maka tempatnya adalah di neraka, dia kekal di situ selamanya, sebagaimana datang dalam hadits,

مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيْدِةٍ فَحَدِيْدَتُهُ فِيْ يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِيْ بَطْنِهِ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا أَبَدًا ... وَمَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَرَدَّى فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا أَبَدًا
“Barang siapa yang membunuh dirinya dengan sepotong besi, maka besinya itu akan berada ditangannya, dia memukul-mukul perutnya dengannya di dalam neraka, (dia) kekal di dalamnya selamanya…., dan barang siapa yang menghempaskan dirinya dari gunung sehingga dia membunuh dirinya maka dia akan (terus dalam keadaan) terhempas dalam neraka, dimana dia kekal pada selamanya.” [51]
Maka ini adalah perkara yang haram dan tidak boleh ….(ada kata yang agak samar)…dimana nash-nash menjelaskan akan buruknya amalan ini, (juga tentang) mengerikannya serta diharamkannya.
Orang yang betul-betul menghormati dinul Islam tidak akan berbuat seperti perbuatan ini,

“Bertakwalah kalian kepada Allah sesuai kemampuan kalian.” [QS. At-Taghâbun : 16]

Seseorang, yang pertama (yang seharusnya dilakukannya) adalah belajar, yang kedua adalah mengajar, dan menyebarkan dakwahnya di tengah-tengah kaum muslimin hingga adanya suatu umat yang berjihad untuk meninggikan kalimat Allah. Adapun orang yang tidak berdakwah kepada tauhidillah (pengesaan Allah dalam beribadah), tidak pula kepada pengikhlasan agama (hanya) kepada Allah, sementara dia melihat kesyirikan-kesyirikan, bid’ah-bid’ah dan kesesatan-kesesatan lalu dia tidak melakukan penanganan (untuk mengatasinya), yang dilakukannya hanyalah gangguan dengan menyembelih dirinya, maka ini tidak akan pernah memberikan manfaat kepada Islam dan kaum muslimin. Dia membinasakan dirinya di dunia dan akhirat, dan pada hal yang demikian itu, dia tidak memiliki kebaikan apapun yang bermanfaat baginya baik dalam (kehidupan) duniawinya maupun ukhrawi dan tidak memberi manfaat kepada Islam dan kaum muslimin.
Amal yang bermanfaat bagi kaum muslimin adalah kita kembali –pada apa yang aku telah sebutkan pada ceramah yang telah berlalu- kepada kitabullah dan sunnah Rasulullâh ‘alaihish sholâtu was salâm. Dia adalah ukuran yang akan mewujudkan kemuliaan dan kemenangan, dan dengannnya akan terwujud jihad yang benar yang bertujuan untuk meninggikan kalimat Allah Tabâraka Wa Ta’âlâ.
Adapun amalan-amalan jahiliyah ini, amalan-amalan ini (hanya) dilakukan oleh orang-orang Hindu, dilakukan oleh orang-orang Jepang, dilakukan oleh orang-orang Nashoro dan Yahudi. Tidak ada di dalam Islam hal-hal seperti ini dan tidak pernah melekat pada kaum muslimin amalan ini. Hal ini sangat jauh dari apa yang mereka cintai dan dari apa yang mereka pesankan/sampaikan kepada manusia.
Aku nasehatkan kepada mereka ini agar bertakwa kepada Allah, dan agar belajar serta menyebarkan agama Allah yang hak, sebab sesungguhnya ini termasuk jihad yang terbesar, dan agar mereka membela kepedihan umat ini dengan agama Allah yang hak, serta menunaikan sebab-sebab yang menghidupkan umat ini dengan agama Allah yang hak,

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kalian akan dikumpulkan.” (QS. Al-Anfâl : 24)

Manusia (kaum muslimin) berada dalam keterlantaran dan kesengsaraan dan tidak akan menikmati kehidupan yang baik yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat kecuali kalau mereka menerapkan perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya, serta mengambil sebab-sebabnya, itulah yang bermanfaat untuk mereka.
Boleh jadi orang yang bunuh diri ini adalah seorang penganut khurafat, maka apa yang akan bermanfaat baginya?
Seandainyapun orang yang bunuh diri ini adalah seorang yang ikhlas, maka apa pula yang akan bermanfaat baginya dari amalan ini?
Apa (amalan) yang mencukupi untuk umat ?
Betapa banyak kejelekan yang menimpa umat ini karena amalan-amalan yang semisal dengan ini, peledakan-peledakan, bunuh diri, dan apa-apa yang semodel dengan itu. Perkara-perkara ini tidak pernah dilakukan oleh para nabi, tidak pula oleh para sahabat, tidak juga oleh para imam Islam yang ikhlas. Mereka ini tidak pernah menyeru manusia kepada perkara ini. Hal ini tidak lain adalah seruan-seruan dakwah orang-orang jahil dan amalan-amalan para syaitan. Kita memohon pada Allah agar menunjuki umat ini pada apa yang bermanfaat baginya dan agar umat ini bisa mendapatkan para da’i yang shôdiq (benar dan jujur) serta para ulama yang memberi nasihat, sesungguhnya Rabb-ku Maha Mendengar do’a. [52]

8. Fatwa Syaikh ‘Abdul ‘Azîz Ar-Râjihiy hafizhohullâh Ta’âlâ

Soal: Apa pandangan engkau tentang pergerakan-pergerakan yang mencari syahid yang ada di permukaan bumi saat ini?
Jawab
Saya memandang bahwa hal ini bukanlah suatu hal yang disyariatkan. Yang nampak dari dalil-dalil bahwa hal itu bukanlah perkara yang disyariatkan. Sebab hal itu bukan dari jenis duel antara dua barisan dalam peperangan, dan bukan dari jenis perbuatan orang yang melemparkan dirinya melawan Romawi. Mereka (orang-orang yang membolehkannya, -pent.) berkata bahwa ini termasuk dari jenis tersebut. Dan kita katakan bahwa ini bukan dari jenis tersebut (karena beberapa alasan),
Pertama : Pergerakan-pergerakan yang mereka namakan sebagai pergerakan mencari syahid bukan dalam barisan perang, tetapi hanya datang tanpa adanya perang; dia datang kepada sekelompok manusia yang lengah kemudian meledakkan dirinya di tengah-tengah mereka. Perbuatan ini bukanlah dalam barisan perang, sementara nash-nash yang datang keadaannya berada dalam barisan perang, dimana kaum muslimin satu barisan perang dan kaum kafir satu barisan, mereka saling berperang kemudian seorang mukmin melemparkan dirinya di tengah orang-orang kafir.
Kedua : Orang-orang yang menerjunkan dirinya di tengah orang-orang kafir, tidaklah membunuh dirinya karena terkadang ia selamat, berbeda dengan orang-orang yang meledakkan dirinya, ini namanya bunuh diri dengan meledakkan dirinya.
Ketiga : Bahwa telah tsâbit (tetap/syah) riwayat pada perang Khaibar tatkala ‘Âmir Ibnul Akwa’ radhiyallâhu ‘anhu duel melawan seorang Yahudi, -ini dalam Shahîh Al-Bukhâri[53]-, mata pedang beliau membalik ke arahnya sehingga mengenai bagian kakinya kemudian beliau meninggal. Maka sebagian sahabat berkata, “Sesungguhnya ‘Âmir Ibnul Akwa` telah membatalkan jihadnya bersama Rasulullâh shollallâhu ‘alaihi wa sallam”. Nabi shollallâhu ‘alaihi wa sallam mendatangi saudaranya Salamah Ibnul Akwa’ radhiyallâhu ‘anhu, ternyata beliau sedang sedih. Maka beliau menanyakannya. (Salamah) berkata, “Wahai Rasulullâh! sesungguhnya mereka mengatakan bahwasanya ‘Âmir telah batal jihadnya”, maka Nabi shollallâhu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sungguh telah berdusta orang yang mengatakan demikian. Sungguh dia telah bersungguh-sungguh dan seorang mujahid, sangat sedikit orang Arab yang tumbuh dengan sifat demikian .” Bila sahabat saja, rumit memahami tentang perihal ‘Âmir yang mata pedangnya membalik ke arahnya dengan di luar kehendaknya[54] lalu mereka berkata bahwa telah batal jihadnya, maka bagaimana pula dengan orang-orang yang meledakkan dirinya atas pilihannya sendiri?? [55]

9. Fatwa Syaikh ‘Ubaid bin ‘Abdullah Al-Jâbiry hafizhohullâh Ta’âlâ

Soal :
Apa hukum amaliyyât intihâriyyah (aksi-aksi bunuh diri) yang dilakukan oleh sebagian orang yang berperang pada hari-hari ini?

Jawab :
(Perbuatan tersebut) adalah nama di atas penamaannya, yaitu intihâriyyah (bunuh diri), walaupun sebagian orang menamakannya istisyhadiyah (menuntut kesyahidan). Hal tersebut adalah bunuh diri, (karena)
Satu : Telah datang nash-nash shohîh yang sangat banyak dari Nabi shollallâhu ‘alaihi wa sallam dengan bentuk umum bahwa orang yang membunuh dirinya adalah dalam Neraka.
Dua : Amalan-amalan tersebut tidak membuat nikâyah (kekalahan, kehancuran) terhadap musuh, bahkan hanya semakin mengobarkan, membangkitkan dan memicu (kemarahan) musuh, dan menggerakkan kekuatan yang tadinya mereka sembunyikan terhadap umat Islam.
Tiga : Melihat ke bumi tempat kejadian –sebagaimana yang mereka katakan-, apa yang ditimbulkan oleh amaliyyât intihâriyyah ini untuk Palestina terhadap Israel? Pelaku bunuh diri atau penuntut kesyahidan ini –menurut penamaan mereka- meledakkan diri dan mobilnya, merusak bangunan-bangunan terbatas seperti pompa-pompa bensin, stasiun kereta api atau tempat-tempat perniagaan, dan kadang ia membunuh beberapa orang dan melukai yang lainnya, tapi apakah yang dilakukan oleh Israel? Karena hal tersebut maka Israel menghancurkan yang basah dan yang kering, menghancurkan berbagai negeri, dan menyerang tiba-tiba terhadap sejumlah rumah. Dan Allah Yang Paling Mengetahui apa yang terjadi di belakang berbagai serangan tiba-tiba tersebut berupa perampasan, perompokan, dan pelanggaran terhadap kehormatan.
Maka sewajibnya atas setiap orang yang berjihad untuk berusaha menjaga kemulian Islam dan menjauhi segala hal yang padanya ada kebinasaan untuk Islam dan penganutnya. Akan tetapi mereka (para pelaku intihâriyyah) itu adalah orang-orang jahil, dan tidak ada bendera yang kuat yang menegakkan hukum di tengah mereka, mengatur mereka dengan baik dan mengajari mereka jihad yang benar dengan merujuk kepada para ulama. Yang ada hanyalah teriakan-teriakan sengau dan kelompok-kelompok, setiap kelompok menguji coba kekuatannya dan memamerkan keperkasaannya. Bahkan hal tersebut adalah amalan yang bodoh tanpa perhitungan yang membahayakan Islam dan penganutnya, membuat kerusakan dan tidak mengadakan perbaikan, bahkan hal tersebut sama sekali tidak tergolong dalam jihad syar’iy dan sama sekali tidak di atas Sunnah.[56]

(Ditulis al Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain Makassar, sumber dari email sebagai bantahan atas buku “Aku Melawan Teroris” karya Imam Samudra bab Meraih Kemuliaan Melalui Jihad…Bukan Kenistaan hal. 379-419".)

Catatan kaki :

[45] Diriwayatkan oleh Muslim no. 2674 dari hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu.
[46] Dari kaset Fatwa ulama mengenai kejadian Riyadh. Dengan perantara buku Al-Fatâwâ Asy-Syari’iyyah fil Qadhâyâ Al-Ashriyyah hal. 39.
[47] Dari kaset Fatwa-fatwa ulama tentang peledakan, demonstrasi dan pembunuhan senyap. Dengan perantara buku Al-Fatâwâ Asy-Syari’iyyah fil Qadhâyâ Al-Ashriyyah hal. 131-132.
[48] Demikian fatwa beliau dari kaset Silsilah Al-Hudâ wa An-Nûr no. 533.
[49] Demikian fatwa beliau dari kaset Silsilah Al-Hudâ wa An-Nûr no. 760. Dan dua nukilan di atas mewakili beberapa fatwa beliau yang lain pada kaset no. 273, 288,451, 467, 489, 527, 678 dan 714. Dan baca Al-Fatâwâ Al-Muhimmah fi Tabshîril Ummah hal. 76 karya Jamâl Al-Hâratsy.
[50] Jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan kepada beliau pada Daurah Salafiyah di kota Medan tanggal 28-29 Dzul Hijjah 1426H bertepatan 28-29 Januari 2006M.
[51] Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry no. 5778, Muslim no. 109, At-Tirmidzy no. 2048-2049 dan An-Nasâ`i 4/66 dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu. (pen.)
[52] Jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan kepada beliau pada Daurah Salafiyah di kota Medan tanggal 28-29 Dzul Hijjah 1426H bertepatan 28-29 Januari 2006M.
[53] Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry no. 4196 dan Muslim no. 1802 dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallâhu ‘anhu.
[54] Apalagi ini kejadian ini dalam sebuah peperangan dan jihad syar’iy. (Pen.)
[55] Dari kaset Fatwa-fatwa ulama tentang peledakan, demonstrasi dan pembunuhan senyap. Dengan perantara buku Al-Fatâwâ Asy-Syari’iyyah fil Qadhâyâ Al-Ashriyyah hal. 132-133 secara ringkas.
[56] Dari kaset Fatwa-fatwa ulama tentang peledakan, demonstrasi dan pembunuhan senyap. Dengan perantara buku Al-Fatâwâ Al-Muhimmah fi Tabshîril Ummah hal. 81-82 karya Jamâl Al-Hâratsy.