Belajarlah karena tidak ada seorangpun yang dilahirkan dalam keadaan berilmu, dan tidaklah orang yang berilmu seperti orang yang bodoh.
Sesungguhnya suatu kaum yang besar tetapi tidak memiliki ilmu maka sebenarnya kaum itu adalah kecil apabila terluput darinya keagungan (ilmu).
Dan sesungguhnya kaum yang kecil jika memiliki ilmu maka pada hakikatnya mereka adalah kaum yang besar apabila perkumpulan mereka selalu dengan ilmu.

Senin, 01 Februari 2010

Biografi Ringkas Faqih Az-Zaman


Nasab dan kelahirannya
Beliau adalah, yang mulia, syaikh, ulama, peneliti, ahli fiqhi dan mufassir yang wara’ lagi zuhud. Muhammad bin Shalih bin Muhammad bin Sulaiman bin Abdurrahman (dari) keluarga Utsaimin. berasal dari Wahbah dari keluarga Bani Tamim.
Dilahirkan pada malam kedua puluh tujuh dari bulan Ramadhan yang penuh berkah, tahun 1327 H. di Unaizah. Salah satu kota (propinsi) Al-Qashim, di Kerajaan Saudi Arabia.

Perkembangan Keilmuannya
Ayahnya, -rahimahullahu Ta’ala-, mengikutkannya untuk belajar Al-Qur’anul Karim pada neneknya. Seorang guru dari jihat ibunya; Abdurrahman bin Sulaiman Ad-Daamigh, semoga Allah merahmatinya. Kemudian, beliau belajar menulis, matematika dan teks-teks kesusatraan pada sekolah Ustadz Abdul Aziz bin Shaleh Ad-Damigh hafidzahullah. Hal itu, sebelum beliau ikut serta di sekolah Ali bin Abdullah As-Syahtan, semoga Allah merahmatinya. Dimana beliau menghapal Al-Qur’an di luar kepala, sementara umurnya belumlah melewati sebelas tahun.
Atas anjuran orang tuanya, semoga Allah merahmatinya, beliau bersedia untuk menuntut ilmu syar’i. Dan kala itu, yang mulia Syaikh Al-Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Sa`di, semoga Allah merahmatinya meminta murid-murid besarnya, diantaranya syaikh Muhammad Abdul Aziz Al-Muthawwi’ semoga Allah merahmatinya, untuk mengajar murid-murid pemula. Maka bergabunglah beliau dalam majlisnya. Hingga beliau memperoleh ilmu Tauhid, Fiqhi dan Nahmu.
Kemudian, beliau belajar di majlis gurunya Al-Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di semoga Allah merahmatinya. Beliau belajar padanya di bidang Tafsir, Hadits, Shirah Nabawi, Tauhid, Fiqhi, Usul, Faraid dan Nahwu serta menghapal ringkasan-ringkasan matan dalam ilmu-ilmu ini.
Syaikh Al-Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di dikategorikan sebagai guru utamanya; karena beliau mengambil ilmu, pengetahuan dan metode darinya, lebih banyak dari selainnya. beliau terkesan dengan metode, pengrujukan dan pengikutan terhadap dalil serta cara pengajarannya.
Tatkala syaikh Abdurrahman bin Ali bin Audan, semoga Allah merahmatinya (menjadi) hakim di Unaizah, beliau belajar padanya ilmu faraid. Begitupula, beliau juga belajar pada syaikh Abdurrazzak Afify, semoga Allah meridhoinya, ketika dia menjadi guru di kota itu; dalam ilmu nahmu dan balaghah.
Ketika pondok pendidikan dibuka di kota Riyad, sebahagian teman-temannya menganjurkan padanya agar ikut serta. Lalu beliau meminta izin pada gurunya Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, semoga Allah merahmatinya. Lalu beliau mengizinkannya. Dan bergabunglah beliau di pondok pendidikan itu pada tahun 1372-1373 H.
Selama dua tahun beliau bergabung di PondoK Pendidikan Riyad, beliau telah mengambil faidah dari ulama-ulama yang mengajar ketika itu. Diantaranya; Al-Allamah syaikh Muhammad bin Amin Asy-Syinqithi, Syaikh Al-Faqih Abdul Aziz bin Nashir bin Rasyid dan Syaikh Al-Muhaddits Abdurrazzak Al-Afriqy. Semoga Allah merahmati mereka.
Ketika itu beliau mengadakan kontak dengan Syaik Al-Allamah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz. Semoga Allah merahmatinya. Lalu beliau belajar pada beliau, di masjid, dari (kitab) Sahihul Bukhari dan dari makalah-makalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Dan beliau memperoleh ilmu dalam ilmu hadits serta mengkaji dan membandingkan pendapat-pendapat ahli fiqhi mazhab (aliran). Dan yang mulia Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, semoga Allah merahmatinya, sebagai guru keduanya dalam mempereleh ilmu dan keteladanan.
Beliau kembali ke Unaizah pada tahun 1374 H. Dan belajar pada gurunya Syaikh Al-Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Dan beliau melanjutkan studinya dengan bergabung di fakultas syari’ah, yang pada waktu itu sudah menjdi bagian dari Universitas Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyah, hingga beliau memperoleh ijazah sarjana.

Pengajaran Beliau
Guru beliau, melihat pada dirinya keunggulan dan kecepatan menangkap ilmu. Lalu dia mendorongnya untuk mengajar. Sedangkan beliau itu masih sebagai murid di majlisnya. Lalu mulailah beliau mengajar pada tahun 1370 H. Di Masjid Raya Unaizah.
Ketika beliau lulus di Pondok pendidikan di Riyad, beliau diangkat sebagai guru di pondok pendidikan di Unaizah pada tahun 1374 H.
Pada Tahun 1376 H. gurunya, syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, semoga Allah merahmatinya, menginggal dunia. Setelah itu, beliau menjabat imam Masjid Raya Unaizah serta menjadi imam dua hari raya di masjid itu, dan memberikan pelajaran di Perpustakaan Nasional Unaizah yang menginduk pada Masjid Raya Unaizah; yang didirikan oleh gurunya, semoga Allah merahmatinya, pada tahun 1359 H.
Tatkala murid-murid(nya) sudah banyak, jadilah perpustakaan itu tidak muat untuk mereka. Mulailah Syaikh yang mulia, semoga Allah merahmatinya, mengajar di Masjid Raya. Dan berkumpul dan berda-tanganlah murid-murid dari Kerajaan Saudi Arabia dan selainnya. Hingga pada beberapa pelajaran, jumlah mereka mencapai beberapa ratus. Mereka belajar dengan tekun dan mendapatkan ilmu, bukan hanya sekedar mendengar. Beliau tetap sebagai imam, khatib dan guru, hingga beliau wafat, semoga Allah merahmatinya.
Beliau menjadi guru di pondok pendidikan dari tahun 1374 sampai tahun 1398 H. ketika beliau berpindah untuk mengajar di Fakultas Syari’ah dan Usuluddin di Qashim, yang menginduk pada Universitas Imam Muhammad bin Suud Al-Islamiyah, beliau masih menjadi guru di sana hingga wafatnya. Semoga Allah merahmatinya.
Dahulu, beliau mengajar di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pada Musim Haji dan Ramadahan serta liburan musim panas, sejak tahun 1402 H. hingga beliau wafat. Semoga Allah merahmatinya.
Pada (diri) Syaikh, semoga Allah merahmatinya, (terdapat) metode pendidikan yang tidak ada duanya dalam hal keberhasilan dan kelayak-kannya. Beliau berdiskusi dengan murid-muridnya serta menerima perta-nyaan-pertanyaan mereka. Beliau memberikan pelajaran dan ceramah dengan semangat yang tinggi, jiwa yang tenang, percaya diri dan senang dalam menyebarkan dan mendekatkan ilmu pada manusia.

Peninggalan-Peninggalan Ilmiyah Beliau
Kesungguhan beliau yang besar dalam memberi dan memper-sembahkan (karya) dalam menyebarkan ilmu, dalam mengajar, memberi nasehat, petunjuk dan pengarahan serta dalam memberikan ceramah dan dakwah, terlihat selama lebih dari lima puluh tahun. Maha suci Allah!
Beliau memberikan perhatian untuk menulis dan menerbitkan fatwa dan jawaban-jawaban (pertanyaan), yang menonjol dengan sumber ilmu yang kuat. Dan diterbitkan milik (karangan) beliau berpuluh-puluh buku, makalah, ceramah, fatwa, khutbah, pertemuan (diskusi) dan artikel-artikel. Begitupulah beribu-ribu rekaman ceramah, khutbah, pertemuan, program siaran dan pelajaran-pelajaran ilmiahnya diluncurkan, dalam masalah tafsir Al-Qur’anul Karim, serta uraian-uraian istimewah dalam hal hadits, sirah dan matan-matan yang teratur dalam ilmu-ilmu syar’i dan nahwu.
Sebagai bentuk realisasi dari prinsip, ketentuan dan pengarahan yang ditetapkan oleh yang mulia, semoga Allah merahmatinya, untuk menyebarkan karangan, makalah, pelajaran, ceramah, khutbah, fatwa dan pertemuan-pertemuannya, maka Yayasan Sosial Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin melaksanakan tanggung-jawab untuk mempublikasikan dan memelihara semua peninggalan-peninggalan ilimiahnya.
Bertitik tolak pada nasehatnya/anjuran beliau, semoga Allah merahmatinya, dengan pertolongan Allah, didirikan tempat khusus pada jaringan pendidikan Negara. dalam rangka menyebarkan faedah (ilmu) yang diharapkan dan untuk menyajikan semua peninggalan-peninggalan ilmiahnya. dintaranya; tulisan dan rekaman-remakan.

Kegiatan dan Aktifitas Lainnya
Disamping kerja keras yang berhasil di bidang pengajaran, penulisan, imam, khutbah, fatwah dan dakwah kepada Allah Subhanahu wa Taala. Syaikh juga melakukan kegiatan-kegiatan lain yang sukses, diantaranya:
? Anggota pada organisasi ulama-ulama besar di Kerajaan Saudi Arabia. dari tahun 1407 hingga beliau wafat.
? Anggota pada Majlis ilmu di Universitas Imam Muhammad bin Suud Al-Islamiyah dalam dua tahun pembelajaran, tahun 1398-1400 H.
? Anggota Dewan Pengurus Fakultas Syari’ah dan Ushuluddin di Universitas Imam Muhammad bin Suud cabang Al-Qashim dan sekaligus menjadi Dekan jurusan syari’ah.
? Pada akhir masa pengajarannya di Pondok Pendidikan, beliau bergabung dalam keanggotaan “Panitia Program dan Perencanaan” untuk pondok-pondok pendidikan. Dan menerbitkan sejumlah buku-buku pembelajaran.
? Pengurus pada Komite Bimbingan (pengarahan) pada musim haji. Dari tahun 1392 hingga wafatnya, semoga Allah meridhoinya, dimana beliau memberikan pelajaran dan ceramah-ceramah di Makkah. Beliau memberikan fatwa berbagai permasalahan dan hukum-hukum syariat.
? Mengepalai lembaga penghafalan Al-Qur’anul Karim di Unaizah, sejak didirikannya pada tahun 1405 H. hingga wafatnya.
? Beliau banyak menyampaikan ceramah-ceramah di dalam Kerajaan Saudi Arabia pada kelompok-kelompok yang berbeda-beda. Begitupulah, beliau menyampaikan ceramah melalui telepon (ceramah jarak jauh) pada perkumpulan dan pusat-pusat kajian Islam di pelosok-pelosok dunia yang berbeda.
? Beliau termasuk ulama besar kerajaan yang menjawab pertanyaan-pertanyaan orang seputar hukum-hukum agama dan dasar-dasar aqidah dan syariat. Hal itu melalui program siaran dari Kerajaan Saudi Arabia. Yang paling terkenal adalah “Nuurun Alad Darbi” (cahaya pada lorong).
? Mewajibkan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan orang. Baik itu melalui telepon, tulisan ataupun melalui lisan.
? Menyusun jadwal pertemuan-pertemuan ilmiah; mingguan, bulanan maupun tahunan.
? Ikut serta pada banyak muktamar yang diadakan di Kerajaan Saudi Arabia.
? Oleh karena beliau mementingkan etika pendidikan dan nasehat, maka beliau memberikan perhatian, memberikan petunjuk dan mengarahkan murid-murid kepada etika dan metode yang baik dalam menuntut dan mencari ilmu. Beliau berusaha untuk mengum-pulkan mereka. Sabar dalam mengajar mereka. Tabah dalam menjawab pertanyan-pertanyaan mereka yang berbeda-beda serta memberikan perhatian pada kepentingan-kepentingan mereka.
? Syaikh, semoga Allah merahmatinya, memiliki kegiatan-kegiatan yang banyak di lapangan sosial, pintu-pintu kebaikan dan sisi-sisi kebaikan terhadap manusia. memenuhi kebutuhan mereka serta memberikan nasehat kepada mereka dengan tulus dan ikhlas.

Kedudukan Keilmuan Beliau
Syaikh yang mulia, semoga Allah merahmatinya, dikategorikan termasuk orang yang kuat dalam ilmu yang Allah berikan dengan karunia dan kemuliaa-Nya. Sumber dan penguasaan yang besar dalam mengetahui dan menggabungkan dalil dan dalam menyimpulkan hukum dan faedah-faedah dari kitab dan sunnah. Beliau meneliti dasar-dasar Bahasa Arab, baik secara makna, I’rab dan balaghah.
Tatkala beliau menonjol dengan sifat-sifat ulama yang mulia, akhlak yang terpuji. menggabungkan antara ilmu dan amal, orang-orang mencintainya dengan kecintaan yang besar. Menghargainya dengan segenap penghargaan. Allah mengkaruniakan beliau sambutan baik (penerimaan) dikalangan orang-orang. Mereka merasa puas dengan pilihan beliau dalam ilmu fiqhi. Mereka menerima pelajaran, fatwa dan peninggalan-peninggalan ilmiahnya, yang tumpah ruah dari mata air ilmunya serta mengambil faidah dari nasehat dan wejangan-wejangan beliau.
Beliau telah diberikan hadiah tingkat dunia “Raja Faisal”, semoga Allah merahmatinya, untuk pengabdian(nya) dalam Islam, pada tahun 1414 H. Dan adapun pertimbangan-pertimbangan yang dimunculkan oleh panitia untuk memberikannya hadiah, adalah sebagai berikut:
Pertama: Beliau menonjol dengan akhlak ulama yang utama. Yang paling menonjol adalah wara’ (ketaqwaan), lapang dada, menyam-paikan yang haq, beraktifitas untuk kemaslahatan kaum muslimin dan memberi nasehat kepada orang tertentu dan kepada orang banyak.
Kedua: Banyaknya pemamfaatan ilmunya; pembelajaran, fatwa dan karangan beliau.
Ketiga: Penyampaian ceramah-ceramah umum yang bermamfaat di banyak daerah yang berbeda dalam kerajaan.
Keempat: Banyaknya keikut-sertaan beliau pada muktamar islam.
Kelima: penggabungan antara metode-metode istimewa dalam dakwah kepada Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik. Pengenalan contoh yang ideal terhadap manhaj shalafushsholeh; pemikiran maupun tingkah laku.

Keturunan Beliau
Beliau mempunyai lima anak laki-laki, dan tiga anak perempuan. Adapun anak laki-lakinya adalah: Abdullah, Abdurrahman, Ibrahim, Abdul Aziz dan Abdurrahim.

Wafatnya Beliau
Beliau, semoga Allah merahmatinya, wafat di Kota Jeddah, sebelum masuk waktu magrib pada hari rabu, tanggal lima belas bulan Syawwal, tahun 1421 H. Dan dishalatkan pada hari kamis, setelah shalat ashar. kemudian diantar jenazahnya oleh beribu-ribu peserta shalat dan khalayak ramai, dalam sebuah pemandangan yang berkesan. Dimakamkan di Makkah Al-Mukarramah.
Setelah shalat jum’at pada hari berikutnya, Beliau dishalatkan dengan shalat ghaib di seluruh kota Saudi Arabia.
Semoga Allah mengasihi guru kita dengan kasih sayang orang-orang yang beruntung. Menempatkan beliau dalam keluasan surga-Nya. Mengkaruniainya magfirah dan keridhoan-Nya. Memmberinya ganjaran yang baik terhadap apa yang telah beliau persembahkan untuk Islam dan Kaum Muslimin.

Komite pendidikan
Yayasan Sosial Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin

[Diterjemah dari Muqaddimah Syarh As-Siyasah Asy-Syar'iyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiah karya Asy-Syaikh Ibnu al-Utsaimin]

0 komentar:

Posting Komentar